May
Terlalu Fokus pada Diri Sendiri “Being Self-Absorbed”
“Being Self-Absorbed” merujuk pada kondisi seseorang yang terlalu fokus pada diri sendiri, kebutuhan, dan perasaan mereka sendiri, hingga mengabaikan atau meremehkan perasaan dan kebutuhan orang lain. Ini bukan sekadar rasa percaya diri atau harga diri yang tinggi, melainkan suatu sikap yang negatif dan dapat mengganggu hubungan sosial.
Berikut beberapa karakteristik seseorang yang self-absorbed:
– Egoistis: Mereka cenderung menempatkan kebutuhan dan keinginan mereka di atas segalanya, tanpa mempertimbangkan dampaknya terhadap orang lain. Mereka mungkin sulit berempati atau memahami perspektif orang lain.
– Kurang Empati: Mereka kesulitan merasakan dan memahami emosi orang lain. Mereka mungkin tidak menyadari atau mengabaikan bagaimana perilaku mereka memengaruhi perasaan orang lain.
– Sombong/Arogan: Mereka mungkin menunjukkan sikap superioritas, merasa lebih baik atau lebih penting daripada orang lain.
– Berpusat pada Diri: Percakapan seringkali berputar di sekitar diri mereka sendiri, dan mereka mungkin kesulitan mendengarkan atau memperhatikan apa yang dikatakan orang lain.
– Kurang Mempertimbangkan Orang Lain: Mereka mungkin mengabaikan atau meremehkan perasaan orang lain, bahkan jika tindakan mereka menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan.
– Sulit Berkolaborasi: Karena fokus pada diri sendiri, mereka mungkin kesulitan bekerja sama dalam tim atau berpartisipasi dalam aktivitas kelompok.
Dampak Negatif Being Self-Absorbed:
– Hubungan yang Rusak: Sikap ini dapat merusak hubungan dengan keluarga, teman, dan rekan kerja.
– Kesulitan Berkolaborasi: Mereka akan sulit bekerja sama dalam tim dan mencapai tujuan bersama.
– Kurangnya Dukungan Sosial: Orang lain mungkin enggan untuk membantu atau mendukung mereka.
– Konflik: Perilaku egoistis dapat memicu konflik dan pertengkaran.
Bagaimana GLOBIZ ID dan JIA mengajarkan mengatasi Being Self-Absorbed:
GLOBIZ ID dan JIA menggunakan berbagai strategi untuk membantu siswa mengembangkan kesadaran diri dan empati, mengurangi sifat self-absorbed, seperti:
– Aktivitas membangun empati: Misalnya, meminta siswa untuk membayangkan situasi dari sudut pandang orang lain.
– Permainan peran: Membantu siswa berlatih keterampilan komunikasi dan resolusi konflik.
– Diskusi kelompok: Memfasilitasi diskusi tentang pentingnya empati dan kerja sama.
– Refleksi diri: Membantu siswa untuk menyadari pikiran, perasaan, dan perilaku mereka sendiri.
Intinya, “Being Self-Absorbed” menekankan pentingnya kesadaran diri dan empati dalam membangun hubungan sosial yang sehat dan produktif. Materi ini bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan untuk memahami dan menghargai perspektif orang lain, serta untuk berinteraksi secara positif dan bertanggung jawab dalam lingkungan sosial.