Memahami Demensia
Modul Dua Hasil Pembelajaran
Setelah menyelesaikan modul ini anda akan dapat:
Menguraikan serangkaian teknik verbal dan non-verbal agar berhasil berkomunikasi dengan penderita Demensia.
Menjelaskan ciri-ciri perilaku umum yang ditunjukkan oleh penderita Demensia dan mendiskusikan cara efektif untuk mengobatinya.
Menjelaskan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi, ketika penderita Demensia menunjukkan ‘perilaku bermasalah’.
Mendiskusikan pentingnya menyediakan berbagai aktivitas kepada pasien Demensia sehari-hari.
Memilih serangkaian aktivitas yang sesuai untuk penderita Demensia, dengan mempertimbangkan tingkat Demensianya.
Pendekatan yang Efektif
PERKENALAN
Unit ini dirancang untuk memberikan panduan berkomunikasi dengan penderita Penyakit Alzheimer. Unit ini memperluas bagian budaya perawatan dan menyarankan penerapan praktis untuk menangani komunikasi dengan menggunakan “pendekatan lembut” dan mengarahkan pengidap Demensia, jika memungkinkan, untuk menghasilkan interaksi yang lebih positif.
Dalam berkomunikasi dengan penderita Demensia, anda perlu:
- Perkenalkan diri anda dengan nama/asosiasi.
- Validasi tanggapan dan perasaan secara verbal.
- Gunakan kalimat pendek dan sederhana.
- Ajukan pertanyaan terutama ya/tidak.
- Berikan waktu untuk memberikan tanggapan.
- Gunakan isyarat kata – coba tebak apa yang diinginkan orang tersebut.
Teknik Verbal dan Non Verbal
LISAN
Pada tahap awal dan pertengahan Demensia, teknik verbal dapat digunakan untuk menenangkan dan meyakinkan penderita Demensia. Mereka memungkinkan anda mengarahkan orang tersebut untuk mencapai interaksi yang lebih positif.
Perhatikan contoh berikut. Klien berkata: “Ibu saya akan datang menjemput saya.” Jika Anda berkata, “Tidak, ibumu meninggal bertahun-tahun yang lalu,” klien akan mulai berduka atau menolak untuk mempercayai apa yang anda katakan. Alih-alih, cobalah sesuatu seperti: “Kamu pasti merindukannya. Pekerjaan apa yang dia lakukan?” atau “Hal apa yang kamu senang lakukan bersama?”
Pernyataan-pernyataan ini memungkinkan klien untuk merespons gagasan orang yang hilang dan mengikuti alur gagasan tersebut. Arahkan klien untuk memikirkan kenangan positif tentang orang tersebut, bukan gagasan bahwa ibunya sudah tidak ada lagi.
Skenario: Latihan Refleksi Diri
SKENARIO KOMUNIKASI A.
Skenario berikut mewakili situasi yang memungkinkan anda mempertimbangkan teknik komunikasi yang diperlukan saat merawat klien dengan Demensia.
SKENARIO KASUS PERTAMA: Margaret pada Waktu Tidur
Laurie ditugaskan untuk membantu Margaret bersiap-siap tidur. Margaret terbiasa mengenakan baju tidurnya sendiri dan sangat malu untuk menanggalkan pakaiannya. Laurie mengetuk pintu dan memasuki kamar Margaret untuk membantunya. Dia menemukan Margaret telah mengenakan gaun tidurnya di atas pakaiannya. Laurie merasa Margaret tidak akan nyaman tidur dengan pakaiannya, jadi dia ingin meyakinkan Margaret untuk melepas baju tidurnya. Margaret menolak dan Laurie mulai menggunakan pendekatan langsung untuk membantunya. Karena kemampuan Margaret untuk berkomunikasi cukup terganggu dan ia tidak mampu mengungkapkan rasa takut dan frustrasinya, ia menjadi semakin gelisah. Dia mencoba memberitahu Laurie bahwa dia pemalu dan malu, namun tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara verbal dan malah mendorong Laurie menjauh dan melemparkan gaun tidurnya ke lantai.
PERTANYAAN:
(a) Apa yang akan Anda lakukan untuk membantu Margaret mengatasi perilakunya yang semakin buruk, membantu memulihkan martabatnya, dan memberikan bantuan dalam bersiap-siap tidur?
(b) Pikirkan skenario ini dan tentukan teknik komunikasi apa yang digunakan Laurie dalam situasi ini. Apakah cara-cara tersebut efektif atau tidak efektif?
SKENARIO KOMUNIKASI B.
SKENARIO KASUS KEDUA: Frank kedatangan tamu setelah makan malam
Belakangan di minggu yang sama, Laurie merawat Frank dan membangun hubungan saling percaya dengannya. Kepercayaan dan pendekatan ramah sangat penting bagi Frank, karena dia mudah gelisah. Meskipun Laurie mendengar dari pengasuh lain bahwa Frank menceritakan kisah-kisah yang tidak biasa secara verbal, Laurie belum pernah mengalami komunikasi seperti itu dengan Frank. Laurie dan Frank rukun sampai suatu malam setelah makan malam. Tak lama setelah memasuki kamarnya, dia keluar dari kamarnya sambil berteriak “Tolong!” Laurie berlari dan bertanya pada Frank, “Apa yang terjadi, Frank, kamu baik-baik saja?” Frank sangat tertekan dan memberi tahu Laurie bahwa ada empat orang di kamarnya, masing-masing berteriak dan berteriak padanya untuk “Keluar, keluar!” Laurie ingin meyakinkan dan menghibur Frank.
PERTANYAAN:
Pendekatan komunikasi manakah yang akan Anda gunakan untuk meyakinkan Frank bahwa aman baginya untuk kembali ke kamarnya dan tidur?
Berkomunikasi dengan Rekan Kerja
Jika anda memberikan perawatan kepada pasien Demensia di lingkungan formal (misalnya bekerja di lembaga perawatan), kemungkinan besar anda memberikan perawatan kepada pasien anda dengan dukungan setidaknya salah satu kolega anda. Sangat penting untuk menjaga hubungan profesional dan sehat dengan kolega anda. Jika anda gagal melakukannya, hal ini akan mempengaruhi standar perawatan yang dapat anda berikan kepada pasien anda.
Ikuti tips yang diuraikan di bawah ini untuk menjaga hubungan yang sehat dengan kolega Anda:
Pertahankan kontak mata yang baik.
Bicaralah dengan jelas dan langsung.
Gunakan nama orang tersebut bila memungkinkan.
Gunakan nada suara yang ramah.
Mintalah pengulangan atau klarifikasi jika anda kurang memahami suatu pesan.
Jangan pernah berteriak atau mendiskusikan layanan klien di depan klien itu atau orang lain
Laporkan dengan cermat informasi penting terkait pencapaian dan tantangan klien.
Buatlah catatan bila perlu, untuk membantu meningkatkan komunikasi dengan rekan kerja.
Kerja Tim
Penting untuk diingat bahwa satu orang tidak dapat memberikan perawatan kepada penderita Demensia. Dibutuhkan sebuah tim. Tim ini tidak selalu merupakan tim formal yang terdiri dari rekan kerja. Bisa juga terdiri dari anggota keluarga atau teman.
Untuk membangun tim yang kuat, ikuti T.E.A.M. pedoman di bawah ini:
Percayalah pada diri sendiri dan orang lain. Kepercayaan membangun rasa penerimaan terhadap orang lain. Kepercayaan menciptakan kepercayaan pada diri sendiri dan orang lain. Kepercayaan menciptakan “pelabuhan aman” dan perasaan aman.
Berdayakan diri anda untuk menjadi yang terbaik. Pemberdayaan memberi izin untuk unggul. Pemberdayaan menantang kemampuan anda untuk menjadi kreatif dan inovatif. Pemberdayaan memberi wewenang kepada anda untuk mengeksplorasi bakat dan keunikan anda.
Sikap bisa menjadi teman terbaik anda (Anda yang memutuskan). Sikap menimbulkan reaksi positif dan negatif. Sikap “Bisa melakukan” memotivasi orang lain. Sikap mencerminkan karakter anda yang sebenarnya.
Contohkan kerja tim kepada orang lain. Memberikan teladan kerja sama tim yang baik adalah contoh bagi orang lain. Pemodelan menunjukkan rasa kerjasama. Keteladanan mendorong orang lain untuk “berpikiran dalam tim”.
Mengatasi Perilaku Sulit
PERKENALAN
Pengasuh perlu menyadari jenis perilaku yang mungkin mereka temui ketika menangani klien dengan Demensia.
Unit ini mendefinisikan perilaku “masalah” yang umum terlihat dan menyediakan metode untuk menilai, mencegah dan menangani situasi sulit.
PERILAKU UMUM:
- Menolak/melawan pengasuh secara langsung
- Berkeliaran dan mencari-cari
- Kegelisahan fisik
- Masalah makan
- Gangguan tidur
- Teriakan atau rintihan yang mengganggu
- Perilaku seksual bermasalah/ lepas jubah
Pendekatan Efektif untuk Perawatan
INTERVENSI
Jangan melakukan intervensi ketika penderita Demensia menunjukkan perilaku “bermasalah”, kecuali salah satu hal berikut ini berlaku:
- Perilaku tersebut melanggar hak orang lain.
- Perilaku tersebut menimbulkan ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan seseorang.
Apabila diperlukan intervensi, pastikan Anda melakukannya dengan cara yang tidak membahayakan klien atau orang lain.
Mengubah Negatif menjadi Positif
SOLUSI A.
Akan bermanfaat untuk melibatkan klien dalam aktivitas yang bermakna secara pribadi yang mengalihkan perhatian mereka dari situasi yang menjengkelkan dan menyusahkan. Contohnya meliputi:
- Tawarkan sesuatu untuk dimakan atau diminum.
- Jalan-jalan; pergi ke luar ruangan.
- Bicaralah dengan tenang dan menenangkan.
- Bermusik; menyanyikan sebuah lagu.
- Lihatlah gambar.
- Mengucapkan doa; menyanyikan sebuah himne.
- Latihan yang menyenangkan.
- Mengingatkan.
SOLUSI B.
Di bawah ini adalah strategi yang diusulkan lebih lanjut untuk menangani perilaku bermasalah yang umum:
- Antisipasi pemicu – orang/situasi yang memicu perilaku bermasalah.
- Membiarkan dan menoleransi kegelisahan. Gunakan obat hanya jika klien merasa tidak nyaman atau membahayakan diri sendiri atau orang lain.
- Izinkan tidur dimanapun/kapanpun mereka suka, tidak peduli jam berapa. Gunakan musik yang menenangkan dan sentuhan yang menenangkan.
- Antisipasi kebutuhan. Periksa rasa sakit dan obati area yang tidak nyaman (kelaparan, haus, pakaian, posisi, lingkungan).
- Dorong makanan dan cairan. Jaga perawatan usus/kandung kemih dengan baik.
- Memaksimalkan mobilitas.
- Menyibukkan perhatian.